cover
Contact Name
Wahyu Wiji Astuti
Contact Email
ahyu_wiji@yahoo.com
Phone
+6281375372028
Journal Mail Official
wahyu_wiji@yahoo.com
Editorial Address
Medan tembung
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
BAHAS
ISSN : 24427594     EISSN : 24427594     DOI : https://doi.org/10.24114/bhs.v32i1
Jurnal BAHAS memuat kajian-kajian tentang bahasa, sastra, seni dan budaya. Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 4 (2014): BAHAS" : 10 Documents clear
MORFOSINTAKSIS BAHASA MELAYU BATUBARA (Kajian Pada Verba Persepsi: teŋok (lihat) dan doŋo (dengar) BASYARUDDIN BASYARUDDIN
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2482

Abstract

Dalam bahasan linguistik terdapat kajian morfologi dan sintaksis. Pada hakikatnya morfologi membicarakan struktur internal kata, yaitu proses pembentukan kata dasar menjadi kata jadian  berdasarkan peristiwa afiksasi (kata berimbuhan), reduplikasi (kata ulang), dan komposisi (kata majemuk). Kata jadian dibicarakan dari segi bentuk, fungsi, dan maknanya. Sedangkan sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain sebagai suatu satuan ujaran. Morfosintaksis bukanlah kajian morfologi dan sintaksis yang terpisah antara keduanya. Morfosintaksis adalah sebuah bidang kajian dalam linguistik, yang keberadaannya sama dengan kajian morfologi dan sintaksis. Dengan demikian morfosintaksis adalah kajian mengenai perubahan-perubahan fungsi, peran, dan kategori di dalam kalimat yang diakibatkan perubahan morfem, dan sebaliknya perbedan-perbedaan morfem/ kata yang digunakan itu adalah akibat dari proses sintaksis. Dengan demikian morfosintaksis bukanlah kajian morfologis dan sintaksis yang masing-masing berdiri sendiri secara lepas hubungan, melainkan dua bidang kajian yang saling behubungan sebagai hubungan kausal. Dalam tulisan ini diperbincangkan morfosintaksis bahasa Melayu Batubara, karena bahasa Melayu Batubara secara fonologi dan kosakata berbeda dengan bahasa Melayu lainnya, seperti bahasa Melayu Langkat, Melayu Deli, dan Melayu Tanjungbalai.   Kata Kunci:  morfosintaksis bahasa Melayu Batubara
KESULITAN MEMBEDAKAN BUNYI VOKAL BAHASA PRANCIS RABIAH ADAWI
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2501

Abstract

Kesulitan dalam mempelajari bahasa asing (bahasa kedua) adalah, dalam mempelajari bahasa asing sering mengalami kesukaran-kesukaran yang khas dalam bahasa itu yang mungkin kesukaran praktis bagi siapa saja, baik penutur asli maupun yang mempelajari. Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam mempelajari bahasa sering terjadi kesukaran yang tidak hanya dialami oleh orang yang mempelajarinya tetapi juga dialami penutur aslinya. Adapun penyebab timbulnya kesulitan dalam mempelajari bahasa asing yaitu perbedaan sistem antara bahasa pertama (bahasa Indonesia) dan bahasa kedua dalam hal ini bahasa Prancis dan karena vokal tersebut tidak dijumpai atau hampir tidak dijumpai dalam bahasa Indonesia.
PENGARUH BEBERAPA MATA KULIAH DASAR-DASAR MENGGAMBAR TERHADAP MENGGAMBAR MODEL MESRA MESRA
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2492

Abstract

Mahasiswa seringkali kesulitan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan menggambar model. Persoalannya adalah tidak mudah mencapai kemiripan bentuk sesuai dengan model yang ditiru. Modelnya adalah manusia. Secara umum wajah manusia tidak ada yang sama (fitrah penciptaan manusia). Tuntutan menggambar model adalah menghasilkan gambar manusia yang sangat mirip terhadap modelnya, seperti halnya hasil foto seseorang yang diperoleh melalui alat kamera. Latihan-latihan keterampilan dasar yang dilakukan mahasiswa secara cermat akan membantu mereka mampu meniru model dengan mirip. Latihan-latihan tersebut sudah diaplikasikan pada beberapa matakuliah Dasar-Dasar Menggambar yaitu menggambar sketsa, menggambar anatomi plastis, dan menggambar bentuk. Ketiga mata kuliah tersebut menjadi prasyarat untuk dapat mengikuti mata kuliah menggambar model. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan matakuliah-matakuliah prasyarat itu dengan baik (konversi nilai di atas 80) diperkirakan mahasiswa juga akan dapat menyelesaikan tugas-tugas matakuliah gambar model dengan baik. Sebaliknya mahasiswa yang tidak bisa menyelesaikan kuliah prasyarat dengan baik, maka akan mengalami kesulitan menyelesaikan mata kuliah menggambar model. kata kunci : pengaruh, matakuliah dasar-dasar menggambar, menggambar model.
A Reflection on Language Acquisition Theory Dealing with the Critical Period Issues and Its Implication for English Study in Indonesia WILLEM SARAGIH
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2488

Abstract

Language acquisition be it  as a first or a second language is still  an up to date topic in language education. This can be seen from the numerous researches carried out by specialists in the field. In view of first language acquisition, their investigation usually goes to the stages of language development of children in connection to age till language maturity is acquired. Almost similar to the area of quest in first language, in second language, researchers’ curiosity is aimed at uncovering the period of successful language acquisition whether it is similar in process to that in first language learning. Also, they search for answers to questions like “Is language acquisition faster at younger age than at older age? Is there a period where language learning progress will be slower? If there is, at what age is it? What is the impact of learning a second language before and after puberty? What problems are faced by adult learners of second language?”. And one most challenging source of keeping the spirit of research on issue is the hypothetical statement, the so called Critical Period Hypothesis. This article presents a discussion on language acquisition, particularly on second language as an attempt to make all parties involved in language education, especially English education in Indonesia, see what the proponents and opponents say about the unsolved issue of language acquisition and be more aware of implication of the existing theories for English language study in the country. It is concluded that from all the pro and contra arguments a uniformity of view cannot be reached yet. Accent has been proven as a refutation to the hypothesis. But this is not considered to be a significant finding because accent is regarded as the least important aspect of SLA proficiency, Key words: language acquisition, Critical Period Hypothesis, accent, English, implication
THE EFFECT OF LEARNING STYLES ON STUDENTS’ SENTENCE STRUCTURE ACHIEVEMENT MARISI DEBORA
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2498

Abstract

This article presents the research findings of the effect of the students’ learning styles on their students’ sentence structure achievement. The study analyzed the students’ learning styles questionaires and their sentence structure test. It was found that students’ learning styles do not significantly affect their sentence structure achievement. It is concluded that although each student has his / her own characteristics that lead them into their own learning styles, they also have their own learning strategies, which facilitate learning task that help them to be a better language learner.
MORFOSINTAKSIS BAHASA MELAYU BATUBARA (Kajian Pada Verba Persepsi: teŋok (lihat) dan doŋo (dengar) BASYARUDDIN BASYARUDDIN
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2480

Abstract

Dalam bahasan linguistik terdapat kajian morfologi dan sintaksis. Pada hakikatnya morfologi membicarakan struktur internal kata, yaitu proses pembentukan kata dasar menjadi kata jadian  berdasarkan peristiwa afiksasi (kata berimbuhan), reduplikasi (kata ulang), dan komposisi (kata majemuk). Kata jadian dibicarakan dari segi bentuk, fungsi, dan maknanya. Sedangkan sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain sebagai suatu satuan ujaran. Morfosintaksis bukanlah kajian morfologi dan sintaksis yang terpisah antara keduanya. Morfosintaksis adalah sebuah bidang kajian dalam linguistik, yang keberadaannya sama dengan kajian morfologi dan sintaksis. Dengan demikian morfosintaksis adalah kajian mengenai perubahan-perubahan fungsi, peran, dan kategori di dalam kalimat yang diakibatkan perubahan morfem, dan sebaliknya perbedan-perbedaan morfem/ kata yang digunakan itu adalah akibat dari proses sintaksis. Dengan demikian morfosintaksis bukanlah kajian morfologis dan sintaksis yang masing-masing berdiri sendiri secara lepas hubungan, melainkan dua bidang kajian yang saling behubungan sebagai hubungan kausal. Dalam tulisan ini diperbincangkan morfosintaksis bahasa Melayu Batubara, karena bahasa Melayu Batubara secara fonologi dan kosakata berbeda dengan bahasa Melayu lainnya, seperti bahasa Melayu Langkat, Melayu Deli, dan Melayu Tanjungbalai.   Kata Kunci:  morfosintaksis bahasa Melayu Batubara
MEDAN MAKNA AKTIVITAS MEMASAK (MEMBAKAR) DALAM BAHASA PRANCIS NURILAM HARIANJA
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2503

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat medan makna aktivitas memasak (membakar) dalam bahasa Prancis dengan menggunakan teori Trier (1934) dan metode penelitian deskriptif kualitatif. Objek pada penelitian ini berupa kata-kata memasak dalam bahasa Prancis yang difokuskan dalam kata-kata memasak dengan cara membakar dalam bahasa Prancis. Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan medan makna Griller. Kata kunci : medan makna, semantik
ANALISIS TEKS NARASI CERITA RAKYAT “ASAL MULA DANAU TOBA” PENGADILEN SEMBIRING
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2494

Abstract

Pada dasarnya dalam sebuah teks judul biasanya ditulis pada bagian paling atas, atau tengah teks dengan tidak dibubuhi tanda baca. Namun ada judul-judul teks yang ditulis dengan disertai tanda baca. Kemudian judul juga terkadang diletakkan di bawah judul atas atau judul rubrik. Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa analisis tentang para-teks juga penting dilakukan dalam melakukan analisis wacana.   Atas dasar ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang teks narasi baik dari segi para-teks, skematika, konteks, dan realisasi aksi dan reaksi wacana yang bergenre narasi yang dalam hal ini merupakan teks cerita rakyat yang berasal dari masyarakat Toba Sumatera Utara. Dengan melakukan pengkajian secara menyeluruh, peneliti dapat membantu pemahaman mahasiswa mengenai analisis wacana dengan teori Linguistik Sistemik Fungsional, tetapi juga memajukan karya sastra Indonesia melalui penggunaan sumber data cerita rakyat asal mula "Danau Toba".
ANALISIS KONTRASTIF PREFIKS ter- BAHASA KARO DAN BAHASA INDONESIA (Suatu Sumbangan untuk Pembelajaran Bahasa) SANGGUP BARUS
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2485

Abstract

Contrastive analysis of prefix ter- in Karo language and Indonesian language is aimed to get understanding about the definition of contrastive analysis of prefix and the description about the difference of prefix ter- in Karo language and Indonesian language in case of form, distribution, function, and notion (a contribution to language instructional). Seen from the analysis, it can be found that contrastive analysis of prefix meant the research to compare form, distribution, function, and notion of the prefix of two languages or more by identifying the difference. Also, it was found the difference of the prefix ter- in Karo language and Indonesian language in distribution, function, and notion. Key words : Contrastive analysis, prefix ter-
Framework for Articulating Beliefs: Reflections on Teaching and Learning Experiences ARIATNA ARIATNA
BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i4.2517

Abstract

Our beliefs have a great influence on our daily activities and how we do them, for example how people go about driving has a lot to do with their beliefs about safety, beliefs about health influence the way people drink and eat, etc. As an English practitioner, my teaching practice is also driven by my beliefs. Thus, the way I select materials, start the class, assign an activity, and assess my students are informed by what I believe to be relevant to be applied to my language classroom. In the following paragraphs, I will discuss four categories of the Stern’s framework for articulating teaching beliefs and provide experience-based examples to illustrate how each could inform classroom pedagogy. As an extension of Stern’s view, I will also discuss the importance of assessment for learners and professional development for teachers. At this stage, my views will be based on the experiences that I have acquired  as a language learner and a language teaching professional. Key Words: framework, teaching beliefs, classroom pedagogy, teaching experience.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 34, No 1 (2023): BAHAS Vol 33, No 4 (2022): BAHAS Vol 33, No 3 (2022): BAHAS Vol 33, No 2 (2022): BAHAS Vol 33, No 1 (2022): BAHAS Vol 32, No 4 (2021): BAHAS Vol 32, No 3 (2021): BAHAS Vol 32, No 2 (2021): BAHAS Vol 32, No 1 (2021): BAHAS Vol 31, No 4 (2020): BAHAS Vol 31, No 3 (2020): BAHAS Vol 31, No 2 (2020): BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS Vol 30, No 2 (2019): BAHAS Vol 30, No 1 (2019): BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS Vol 29, No 3 (2018): BAHAS Vol 29, No 2 (2018): BAHAS Vol 29, No 1 (2018): BAHAS Vol 28, No 4 (2017): BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS Vol 28, No 2 (2017): BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS Vol 27, No 4 (2016): BAHAS Vol 27, No 3 (2016): BAHAS Vol 27, No 2 (2016): BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS Vol 26, No 4 (2015): BAHAS Vol 26, No 3 (2015): BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS Vol 26, No 1 (2015): BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS Vol 25, No 3 (2014): BAHAS No 89 TH XL (2014): BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 37 (2012): bahas No 84 TH 38 (2012): BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS No 82 TH 38 (2011): BAHAS No 81 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 37 (2011): BAHAS No 79 TH 37 (2010): BAHAS No 78 TH 37 (2010): BAHAS No 77 TH 37 (2010): BAHAS No 76 TH 37 (2010): BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS No 73TH XXXVI (2009): BAHAS No 72TH XXXVI (2009): BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS No 65TH XXXIV (2007): JURNAL BAHAS More Issue